Pengertian Benzena
Benzena adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6. Benzena tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Karena hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen, senyawa benzena dapat dikategorikan ke dalam hidrokarbon.
Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Dengan dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri khas seperti yang dimiliki oleh alkena. Perkiraan tersebut ternyata jauh berbeda dengan kenyataannya, karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi, oksidasi, dan reduksi). Lebih khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi degan HBr, dan pereaksi-pereaksi lain yang lazimnya dapat bereaksi dengan alkena.
Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberi petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena atau pun sikloalkena. Digolongkannya benzena dan sejumlah turunannya dalam senyawa aromatik semata-mata karena dilandasi atas aroma yang dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Perkembangan kimia pada tahap berikutnya menyadarkan para kimiawan bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah berdsarkan strukutr dan kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisiknya.
Rumus struktur benzena |
Asal Usul Senyawa Benzena
Senyawa benzena untuk pertama kalinya berhasil diisolasi dari residu berminyak yang diperoleh dari saluran gas lampu (untuk penerangan) oleh Michael Faraday pada tahun 1825. Setelah diketahui bahwa benzena mempunyai rumus molekul C6H6 maka dapat disimpulkan bahwa benzena termasuk golongan hidrokarbon.Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Dengan dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri khas seperti yang dimiliki oleh alkena. Perkiraan tersebut ternyata jauh berbeda dengan kenyataannya, karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi, oksidasi, dan reduksi). Lebih khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi degan HBr, dan pereaksi-pereaksi lain yang lazimnya dapat bereaksi dengan alkena.
Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberi petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena atau pun sikloalkena. Digolongkannya benzena dan sejumlah turunannya dalam senyawa aromatik semata-mata karena dilandasi atas aroma yang dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Perkembangan kimia pada tahap berikutnya menyadarkan para kimiawan bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah berdsarkan strukutr dan kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisiknya.
Gugus Aril
Dewasa ini aromatik masih dipertahankan tetapi mengacu pada fakta bahwa semua senyawa aromatik derajat ketidakjenuhannya tinggi dan stabil bila berhadapan dengan pereaksi-pereaksi yang menyerang ikatan pi. Di samping itu dikenal pula istilah arena yang khusus digunakan untuk turunan benzena yang substituennya berupa gugus alkil. Analog dengan nama gugus alkil, yang diturunkan dari nama alkana yang melepaskan satu atom H, maka dikenal gugus aril, yang diturunkan dari nama arena yang melepaskan satu atom H. Bila gugus alkil dinyatakan dengan lambang R, maka gugus aril menggunakan lambang Ar.
Rating:
100%
based on 10 ratings.
5 user reviews.
0 komentar:
Posting Komentar